Jumat, 10 Juni 2011

Dewi Anggraini


Dewi  Anggraini adalah salah satu nama tokoh pewayangan. Aku jatuh cinta dengan  pencintraan  karakter tokoh, penggabaran tentang tokoh Dewi Anggraini menurutkan dapat dijadikan inspirasi bagi perempuan, Mungkin juga ketika memeberiku nama Anggraini Bapakku terinspirasi dengan tokoh ini dan berharap aku bisa memiliki sifat-sifat seperti Dewi Anggraini, untuk yang ini belum ku konfirmasi kepada beliau. J
Dalam kisah Mahabharata, Anggraini adalah  istri dari Prabu Ekalaya, dari kerajaan Paranggelung. Dia memiliki paras yang cantik karena dia merupakan Putri Hapsari/Bidadari Warsiki. Dewi Anggraini memiliki sifat dan perwatakan setia, murah hati, baik budi sabat dan jatmika (selalu sopan santun), menarik hati dan sangat berbakti kepada suami. Peranannya sebagai sang ratu, sangat membantu Prabu Ekalaya dalam menjalankan pemerintahannya.
Prabu Ekalaya adalah seorang ksatria yang selalu mendalami ilmu perang dan sangat mahir dalam memanah setara dengan Arjuna. Ilmu memanah tersebut didapatkan setelah dia mengadakan perjalanan jauh untuk menemui Resi Dorna yang merupakan guru dari Pandawa dan Kurawa. Karena gagal meminta Dorna untuk mengajarkan ilmu memanah kepadanya, Ekalaya kemudian bersemedi dan mendapatkan sabda membuat patung Dorna dan melakukan pendalaman ilmu dihadapan patung tersebut. Sampai pada akhirnya Ekalaya berhasil menguasai ilmu tersebut.Selama Ekalaya melakukan perjalanan memenuhi ambisinya, Anggraini setia menunggu di lingkungan istana. Sampai suatu saat Ekalaya kembali dari pertapaannya.

Rabu, 01 Juni 2011

Pesta Ulang Tahun Pancasila di Blitar


Blitar sebuah kota kecil di Jawa Timur, secara adminstratif kota ini hanya memiliki tiga kecamatan. Namun jika melihat perpolitikan nasional di Indonesia, entah bagaimana ceritanya selalu ada sambungan cerita antara Kota Blitar dengan tokoh hebat mulai jaman kerajaan, pra-kemerdekaan, kemerdekaan hingga para petinggi negeri yang sekarang duduk manis di Jakarta.  
Namun dari sekian banyak tokoh tersebut, Bung Karno lah yang paling mengidentikan Blitar. Ketika orang luar daerah bertanya darimana asal saya, dan saya menjawab Blitar, kebanyakan selalu menimpali dengan jawaban “Ooow Pak Karno, dekat dengan makam Pak Karno gak rumahnya..?” dan berbagai pernyataan lain yang ada kaitannya dengan Pak Karno.

Selama 24 tahun aku tercatat sebagai penduduk Kota Blitar, meskipun aku absen dalam lima tahun terakhir ini. Hari ini 1 Juni, hari kesaktian pancasila. Aku tak menyangka ternyata gaung perayaannya disini luar biasa. Selama hidup di Blitar baru kali ini aku menyaksikan pawai-pawai dalam rangka Grebeg Pancasila. Semalan aku penasaran ketika banyak orang ngomong ada pawai lampion, karana penasaran aku pun ikut turun ke jalan untuk menyaksikan. Pawai yang meriah, sebuah apresiasi yang luar biasa dalam menyambut hari kelahiran pancasila. Dan mungkin perayaan semacam ini hanya ada di sini, Kota Blitar. Pawai selamalam ternyata membawa Burung Garuda, yang berada di rumah dinas menuju Balaikota walikota, dan disemayamkan semalam disana. Paginya benda-benda tersebut di bawa untuk upacara di Alun-Alun Kota Blitar dan kembali di kirap ke menuju Makam Pak Karno. Meskipun tadi sedang berurusan dengan birokrasi  dalam rangka mengurus driving licence. Alhamdulillah masih sempat  menikmati arak-arakan tersebut karena rute pawai melewati  Kantor Polresta Blitar J