Selasa, 29 November 2011

Internet : Bikin Hidup Xlangkah lebih Maju


Kalimat pertama dalam tulisan ini adalah ucapan terimakasih tak terkira untuk penemu internet. Berkat jasa beliau dalam revolusi besar tersebut kini peradapan manusia Xlangkah lebih Maju. Jika pernah ada takeline bahwa “Buku adalah Jendela Dunia”, kiranya pantas jika takeline tersebut juga disematkan kepada internet. That’s right, internet memang jendela dunia. Dari mesin pencari  kata, berita atau web di internet, kita bisa mengetahui kejadian-kejadian di berbagai belahan bumi lainnya secara cepat.

pict : link


Senin, 21 November 2011

Nasionalisme Ala Bola

Apapun momentnya sepak bola memang selalu happening. Deman ini pun selalu menjamur di semua kalangan masyarakat, dari berbagai tingkatan umur dan berbagai strata sosial. Mereka selalu tumpah dalam euphoria bola apapun momennya.
Saya bukan bola mania tapi tak jarang saya mengikuti perkembangannya karena dipaksa media. Media apapun mulai dari news hingga livetweet selalau heboh jika ada big mach bola. Jadi saya menjadi sedikit bisa sok tahu-menahu soal bola. Saat ini jika ditanya siapa tim sepak bola favorit saya.? Saya akan menjawab timnas Jerman [ini bukan permasalah nasionalisme, terlau jauh jika harus menarik korelasi dari garis itu J I’m so proud to be Indonesian]


Kamis, 17 November 2011

Community Development and Renewable Technology




Abstract

So far, community development has been focused on social and economic development. Besides social and economic issues, environmental issue is one thing usually less concerned in community development discussion. In fact, society needs a treatment which combines social, economic and environmental approach. The environment becomes something important as a form of conservation to balance the development. Successful community development depends on its strategies. Local wisdom is one of the important keys to approach community development. Local wisdom is useful to assess the needs of society, such as resources, need, approach and treatment on the community. To run the development program the empowerment mechanism should be run as well, as a methodological approach. Applied technology is considered to represent this concept. This concept is well exemplified by applied technology implementation in Pandansimo beach, a coastal area which has many natural resources, one of them is wind. Wind resource can be processed to be renewable energy. The windmill project in Pandansimo beach, Ngentak sub-village, Bantul, combines the three approaches of community development in the running of the project. This paper will explain how to empower the local society using applied technology. The alternative concept, therefore, can be a recommendation in the coastal area empowerment program.

Keyword: local wisdom, empowerment, coastal area, windmill.


Note :
Paper ini di buat febuari 2011 dengan judul: "Kincir Angin Sebagai Bentuk Ikthiar Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pandansimo". Tujuan penulisannya sebagai salah satu kelengkapan  penulisan ilmiah yang harus saya lampirkan untuk  mendaftar disalah satu institusi di Indonesia.

Rabu, 16 November 2011

Komidi Putar





Sebuah lingkaran penuh warna, Lingkaran yang mampu membawa untuk melihat banyak potret. Sayangngya potret-potret itu hanya mampu di tangkap sepotong demi sepotong gambar tanpa makna.

Seperti komidi putar, hidup itu memang selalu berputar. Selalu berputar-putar menghanyut dalam alunan ritme musik yang dimainkan, dan melayang bebas bagai mimpi . . . .

Benar  . . .   Mimpi itu memang indah, dan mimpi indah itu memang  hanya sebatas mimpi. Seolah enggan untuk terbangun meninggalkan mimpi indah itu, karena dalam mimpi-mimpi itulah dia dapat melayang bebas hinggap dalam satu cerita dan cerita lainnya dalam komidi putarnya.

Kini komidi putar itu mulai usang tak terawat, mungkin tinggal menunggu waktu untuk menjadi onggokan besi tua yang akan berkahir pada para tukang loak



~Joyeux Anniversaire~


[Rewrite at November  2011]
pict : Link

Selasa, 08 November 2011

Meriang Serial Korea

Semacam siklus mungkin, demam serial oriental sepertinya kembali menyerang. Dulu kala, mungkin aku masih SD, aku pernah mengikuti serial china, dengan setingan klasik, aku lupa judulnya tapi seingatku cerita serial drama tersebut sedih karena sepanjang episode si tokoh utama selalu mengangis. Ketika SMP-SMA wajah drama oriental di isi serial dari Taiwan, mulai dari at the dolphin bay, MPV lover hingga yang paling laris manis kala itu meteor garden. Demi nonton meteor garden banyak pelajar rela begadang tiap senin malam, karena serial ini pada awalnya tayang mulai pukul sebelas malam.

Era pun berubah, ketika masuk kuliah serial asia mulai di isi oleh serial-serial korea. Serial korea cerita cenderung singkat sekitar 16 sampai 24 episode tapi ada juga yang panjang. Deretan serial korea yang masih suka sampai sekarang dan gak bosen nonton berulang-ulang adalah full house dan price hours.




Ini Selaraku, Apa Seleramu . . .?


Hmmmm, jika di suruh mendiskripsikan apa sich sebenarny genre film yang ku suka. Alhasil aku juga bingun J  Menurutku, hal ini tidak terikat apakah film tersebut menarik menurut kata orang atau tidak, hal ini tidak akan berpengaruh padaku. Tidak ada standar baku menurutku ketika memutuskan suka atau tidak suka pada film tersebut, mungkin karena ini masalah selera. Merujuk salah satu pendapat teman yang calon filusuf, selera itu tidak bisa diperdebatkan karena sangat subyektif menurut sudut pandang masing-masing orang. That’s all.


Contoh sederhana dalam menonton film,  Slumdog Millionaire, meskipun film ini berhasil meraih empat Golden Globes, ketika menonton aku ngantuk, mungkin karena moment aku nonton tidak pas. Atau bisa dikatakan mungkin juga aku yang gak klik dengan film ini. Kejadian serupa juga terjadi ketika nonton film The King’s Speech, yang juga menang banyak penghargaan.

Aku suka film-film yang berbau science-fiction, seperti: armagedon, the day after tomorrow, earthquake, ect. Tapi ada juga film serupa yang menurutku jayus, semisal 2012, yang kala itu heboh banget kala itu, alih-alih penasaran dengan visual effect yang disajikan akhirnya aku berhasil menyeret temenku untuk menemaniku nonton.  Begitu film selesei, kami hanya bisa clingukan, tertawa gak jelas sambil terheran kuq bisa bisa film ‘sedangkal’ itu bisa heboh bahkan ada kabar bahwa film tersebut menyesatkan, hedeww ada-ada saja, gumankuJ


Tahun 2011 banyak film box-office di release, salah satunya transformer 3. Film ini bisa di katakana film luar biasa, terlepas dari keseluruhan film itu sendiri, tapi aku dan tiga orang temanku perlu perjuangan extra untuk dapat nonton film ini, *lebay.on*. hanya untuk film ini kami rela antri sebelum studio buka sekitar  empat jam-an. Wow.. dan badnews nya ketika sampai depan loket tiket untuk 3D ludah soldout. Soo sad L. Nonton 2D tak apalah, tapi di dalam bioskop hanya bisa meringis, film ini pasti keren di tonton versi 3D.hohoho


Akhirnya kisah pilu nonton pun berlalu, akhir-akhir ini aku lagi suka nonton film actions, kebetulan film yang di tonton selalu berkisah tentang agent. Dalam sebulan tiga kali duduk manis di bioskop untuk film jenis tersbut, sebut saja: Abduction, Jonh English Reborn dan Killer Elite. Mulai dari agent yang serius hingga comedy. Sedangkan film serupa yang ku tonton di laptop berturut dalam rentan waktu tersebut, antara lain: Salt, Death Race2, The Tourist, Knight and Day, RED sekarang ada beberapa stock film di lap top yang belum di tonton karena kebayakan nonton film tentang agent dalam rentan waktu bersamaan hal ini sempat terbawa ke alam mimpi J